A.
Pengangguran dan Ruang Lingkupnya
1.
Definisi Pengangguran
Menganggur tidak
sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau bekerja,
tdak dapat dikatakan sebagai pengangguran.Sebab jika dia mencari pekerjaan
(ingin bekerja), mumgkin dengan segera mendapatkannya.Dalam standard pengertian yang sudah ditentukan secara
internasional, yang dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah
digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan
pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
diinginkannya.
Dalam ilmu kependudukan (demografi), orang yang
mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut dengan angkatan kerja.
Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerta adalah 15-64 tahun. Tetapi tidak
semua orang yang berusia 15-64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja.Yang
dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun yang sedang
mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus
keluarga atau sekolah, tidak masuk dalam angkatan kerja.Tingkat pengangguran
adalah presentase angkatan kerja yang tidak atau belum mendapatkan pekerjaan.
2.
Pengukuran Pengangguran
Menentukan jumlah penganggur
merupakan masalah yang paling rumit dalam usaha untuk menentukan tingkat
pengangguran.Yang sudah pasti adalah tidak mungkin untuk menanyakan kepada
setiap orang apakah dia mempunyai suatu pekerjaan atau menganggur.Apa lagi
apabila hal itu dilakukan di negara kita atau di Amerika Serikat yang jumlah
penduduknya melebihi 200 juta orang. Pada umumnya jumlah pengangguran pada
suatu bulan tertentu ditentukn dengan melakukan survey secara sampel, dan
mengemukakan pertanyaan mengenai apakah seseorang yang termasuk dalam golongan
angkatan kerja, sedang mecari pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Di Amerika
Serikat, seseorang digolongkan sebagai penganggur apabila:
(i)
sedang mencari pekerjaan tetapi selama 4 minggu (sebulan)
sebelumnya tidak mempunyai pekerjaan,
(ii)
masih belum bekerja tetapi akan memulai kerja dalam masa 4 minggu,
dan
(iii)
untuk sementara diberhentikan kerja tetapi akan digunakan lagi oleh
majikannya lama dalam waktu 4 minggu.
Seterusnya
untuk dapat menentukan tingkat (persentase) pengangguran yang terdapat dalam
perekonomian, perlu pula ditentukan jumlah angkatan kerja pada bulan
tersebut. Golongan penduduk yang tergolong sebagai angkatan kerja adalah
penduduk yang berumur diantara 15 hingga 64 tahun, kecuali :
(i)
ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga keluarganya daripada
bekerja,
(ii)
penduduk muda dalam lingkungn umur tersebut yang masih meneruskan
pelajarannya di sekolah dan universitas,
(iii)
orang yang belum mencapai umur 65 tetapi sudah pensiun dan tidak
mau bekerja lagi, dan
(iv) pengangguran sukarela- yaitu golongan penduduk dalam lingkungan
tersebut yang tidak secara aktif mecari pekerjaan. Dengan demikian jumlah
angkatan kerja dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
L =
PL - (IR+ MP + PP + PS) (1)
Dimana
L adalah jumlah tenaga kerja (angkatan kerja), PL adalah penduduk dalam
lingkungan umur 15-64 tahun, IR adalah ibu rumah tangga yang tidak ingin
bekerja, MP adalah mahasiswa dan pelajar, PP adalah pekerja yang telah pensiun
dan tidak ingin bekerja lagi, dan PS adalah orang-orang tidak sekolah dan tidak
bekerja dan juga tidak mencari pekerjaan.
Penduduk
dalam lingkungan 15-64 tahun, yaitu PL, dapat dipandang sebagai tenaga kerja
potensial.Mereka sudah dapat digolongkan sebagai tenaga kerja apabila mereka
benar-benar memilih untuk bekerja atau mencari pekerjaan.Tetapi sebagian dari
mereka, berdasarkan pada pilihan mereka sendiri, memutuskan untuk tidak mencari
kerja. Oleh sebab itu jumlah tenaga kerja yang sebenarnya terdapat dalam
perekonomian (L), yang digolongkan sebagai angkatan kerja atau labour
force, adalah jumlah tenaga kerja yang dihitung dengan menggunakan
persamaan (1). Perbandingan diantara angkatan kerja yang sebenarnya dengan
penduduk dalam lingkungan umur 15-64 tahun dinamakan tingkat penyertaan
tenaga kerja (labour participation rate). Tingkatnya (dinyatakan dalam
persen) dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut:
Setelah sebuah
negara mendapatkan informasi mengenai dua data yang diterangkan di atas, yaitu
jumlah pengangguran dan jumlah tenaga kerja, tingkat pengangguran dapat ditentukan
dengan menggunakan formula berikut:
Dimana U adalah
jumlah pengangguran dan L adalah jumlah tenaga kerja (angkatan kerja).
3. Jenis
– Jenis Pengangguran
Berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
a.
Pengangguran Konjungtur
Pengangguran konjungtur atau dalam bahasa Inggrisnya
dinamakan cyclical unemployment adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan
perekonomian. Pada waktu kegiatan eknomi mengalami kemunduran,
perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksinya. Dalam
pelaksanaannya hal itu berarti jam kerja dikurangi, sebagahagian mesin
memproduksi tiak digunakan dans sebahagian tenaga kerja diberhentikan. Dengan
demikian kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat
pengangguran.
Tenaga kerja akan terus bertambah sebagai akibat
dari kemasukan tenaga kerja baru yang diakibatkan oleh pertambahan penduduk.
Apabila kemunduran ekonomi terus berlangsung, atau kegiatan perekonomian mulai
berkembang tetapi perkembangan tersebut sangat lambat dan tidak dapat menyerap
pertambahan tenaga kerja, pengangguran kinjungtur akan menjadi bertambah
serius. Ini berarti untuk mengatasi pengangguran konjungtur bukan saja
kebijakan ekonomi perlu berusahan meningkatkan kegiatan ekonomi untuk mengatasi
maslah pengangguran yang diakibatkan oleh kemunduran kegiatan ekonomi, tetapi
harus pula berusaha untuk menyediakan kesempatan kerja untuk tenaga kerja yang
baru memasuki pasaran tenaga kerja. Pengangguran konjungtur hanya dapat
dikurangi atau diatasi masalahnya apabila kemunduran ekonomi adalah cukup teguh
dan dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang lebih besar dari pertambahan
tenaga kerja yang berlaku.
b.
Pengangguran Struktural
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi selalu diikuti
oelh perusahaan struktur dan corak kegiatan ekonomi. Perkembangan perekonomian
dalam jangka panjang, misalnya, akan meningkatkan peranan sektor industri
pengolahan dan mengurangi kegiatan pertambangan dan pertanian. Juga
industri-industri rumahtangga dan industri kecil-kecilan akan mengalami
kemunduran dan digantikan oleh kegiatan industri yang menghasilkan barang yang
sama tetapi menggunakan peralatan yang lebih canggih. Perubahan struktur dan
kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi dapat menimbulkan maslah
pengangguran yang dinamakan pengangguran struktural.
Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran structural
:
(i)
Sebagai
akibat dari kemorosotan permintaan
(ii)
Sebagai
akibat dari semakin canggihnya teknik memproduksi.
Salah
satu contoh dari pengangguran struktural yang diakibatkan oleh kemorosotan
permintaan adalah pengangguran yang berlaku di kalangan tukang jahit dan tukang
sepatu tradisional sebagai akibat perkembangan industri garmen dan sepatu yang
siap pakai, dan tidak lagi memesan ke tukang jahit dan tukang sepatu.mereka
menghadapi masalah kekurangan permintaan dan lebih banyak menganggur daripada
bekerja.
Contoh pengangguran
yang diakibatkan penggunaan mesin yang lebih canggih, atau pengangguran
teknologi, antar lain dapat dilihat di sektor pembangunan jalan raya.
Mesin-mesin berat dapat digunakan untuk menyorong dan meratakan tanah, menggali
parit dan membersihkan kawasan. Penggunaan mesin-mesin berat ini akan mengurangi
tenaga manusia yang diperlukan dalam kegiatan membangun jalan-jalan raya. Untuk
menghindari pengagguran seperti ini, di indonesia penggunaan mesin-mesin berat
untuk membnagun jalan raya agak dibatasi.
c.
Pengangguran Normal
Apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian
terus menerus mengalami perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat
pengangguran akan semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penih, yaitu apabila pengangguran tidak
melebihi dari 4%. Pengangguran yang berlaku dinamakan pengangguran normal. Segolongan
ahli ekonomi menggunakan istilah pengangguran friksional (frictional unemployment) atau pengangguran mencari (search unemployment) sebagai ganti
istilah pengangguran normal.
Pengangguran
normal bukanlah wujud sebagai akibat dari ketidakmampuan mendapatkan oekerjaan.
Ia berlaku sebagai akibat dari keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik.
Apabila perkekonomian mencapai masa bum
(kemakmuran) dan tingkat pengangguran adalah sangat rendah, para pengusaha akan
menghadapi kesulitan untuk memperoleh pekerja baru untuk lebih meningkatkan
lagi kegiatan memproduksi. Keadaan seperti ini akan menimbulkan beberapa
perubahan dalam pasaran tenaga buruh.
Sedangkan
berdasarkan faktor penyebabnya, pengangguran
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Pengangguran Konjunktural, yaitu pengangguran yang di
sebabkan oleh adanya gelombang konjunktur : karena adanya kelesuan atau
kemunduran kegiatan ekonomi nasional. Jika permintaan masyarakat lesu dan barang
tidak laku, produksi dikurangi (atau paling tidak tak akan di tambah) sehingga
pemakaian faktor produksi dikurangi yang berarti terjadi pengangguran
b. Pengangguran struktural , terjadi karena masalah dari segi penawaran : kalau
masyarakat masih kekurangan perusahaan industri, kekurangan prasarana, kurang
modal, kurang keahlian, dan sebagainya, maka produksi tidak bisa ditingkatkan
dan banyak faktor produksi yang tidak terpakai. Pengangguran jenis ini dapat
juga terjadi kalau ada penggantian teknologi, misalnya pemakaian mesin-mesin di
pabrik rokok menggeser pemakaian tenaga kerja manusia. Pemakaian alat
transportasi bermesin menggeser angkutan becak. Pabrik tekstil mematikan usaha
pertenunan kecil-kecilan di desa. Ini disebut pengangguran teknologis.
c. Pengangguran Musiman, yaitu jenis pengangguran yang terjadi secara berkala
karena pengaruh musim. Misalnya disektor pertanian, pekerjaan paling padat
adalah pada musim tanam dan musim panen, tetapi di masa selang antara musim
tanam dan panen terjadi pengangguran . pada waktu musim giling, pabrik gula
bekerja siang malam. Tetapi selesai masa giling, para pekerja di suruh pulang.
Pengangguran di pedesaan sering disebut juga pengengguran tersembunyi atau tak
kentara (disguised unemployment) karena kelihatanya ada saja yang dikerjakan
tetapi seandainya mereka tidak ikut bekerja, produksi tidak akan berkurang.
d. Pengangguran Friksional atau transisional(peralihan) terjadi karena adanya
perpindahan tenaga kerja dari sektor /pekerjaan yang satu ke sektor/pekerjaan
yang lain. Misalnya, terjadinya perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian
ke sektor industri atau keluar dari jenis pekerjaan yang satu tetapi belum
mendapatkan pekerjaan baru. Proses perpindahan itu selain memerlukan waktu,
juga memerlukan penyesuaian(perlu latiahn-latihan keterampilan untuk teknis
bidang yang baru). Jenis pengangguran ini dalam negara-negara industri pun
dianggap normal selama tidak melebihi sekitar 3-4-5 %. Jadi,”full employnment”
tidak berarti 100% tetapi sekitar 95% dari angkatan kerja yang bekerja.
Komentar
Posting Komentar