A. Pengertian Manajemen Strategi
Pencapaian
tujuan organisasi diperlukan alat yang berperan sebagai akselerator dan
dinamisator sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sejalan
dengan hal tersebut, strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Manajemen
strategi merupakan rangkaian dua perkataan terdiri dari kata “manajemen dan strategi”
yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri, yang setelah dirangkaikan
menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki pengertian tersendiri.[1]
Memahami
strategi seringkali terasa tidak mudah, karena setiap literatur memberikan
definisi yang berbeda dan sampai saat ini tidak ada definisi yang baku.
Beberapa diantara definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Stategi adalah
kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (policies) dan
tindakan/program organisasi.
b.
Strategi adalah
rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi
di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan
tersebut.
c.
Strategi adalah
pola tindakan dan alokasi sumberdaya yang dirancang untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan
bahwa Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di
masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut
(rute). Rumusan strategi yang baik akan memberikan gambaran pola tindakan utama
dan pola keputusan yang dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi, misal
perusahaan yang memiliki strategi unggul di harga, akan memiliki pola tertentu
pada saat menetapkan produk, harga, lokasi outlet, cara promosi, cara
berproduksi, cara melakukan pelayanan, dan cara berorganisas. Pola itulah yang
seharusnya merupakan warna dari strategi.
Strategi yang baik memiliki banyak manfaat, berikut
beberapa manfaat dari strategi :
1.
Mendorong
pemahaman terhadap situasi.
2.
Mengatasi
konflik karena arah pengembangan yang tidak jelas.
3.
Pendayagunaan
dan alokasi sumberdaya terbatas.
4.
Memenangkan
kompetisi.
5.
Mampu mencapai
keinginan dan memecahkan permasalahan besar.[2]
Menurut Wahyudi (1996:15) “Manajemen Strategi adalah
suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing),
dan evaluasi (evaluation) tentang keputusan-keputusan strategis antar
fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa
mendatang”.
Manajemen strategi pada hakekatnya mengandung dua
hal penting, yaitu :
1.
Manajemen
strategi terdiri dari tiga macam proses manajemen yaitu pembuatan strategi,
penerapan strategi, dan evaluasi atau kontrol terhadap strategi.
2.
Manajemen
strategi memfokuskan pada penyatuan atau penggabungan atau integrasi
aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan atau akuntansi dan
produksi atau operasional dari sebuah bisnis. [3]
B. Perumusan Strategi
“Tiga Hukum Ahli
Strategi” – mencapai posisi yang lebih tinggi, mengatasi secara menyeluruh, dan
bertindak mengikuti arus – mengindikasikan kebutuhan untuk menciptakan pembuat
strategi andal yang pada intinya memiliki beberapa gagasan “baik”. Namun, semua
strategi yang berhasil harus mencapai sasaran mereka. Ada beberapa persyaratan
untuk merumuskan strategi tang berhasil”
· Melihat
lebih dalam untuk mempertanyakan pandangan dunia.
· Menyesuaikan
pelaku dengan tuntutan atribut dan peran
Menurut David
menyebutkan bahwa aspek penting manajemen strategik adalah Perumusan Strategi (Strategy
Formulation), Implementasi Strategi (Strategy Implementation), dan
Evaluasi Strategi (Strategy Evaluation). Aspek penting tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Perumusan
Strategi (Strategy Formulation)
Strategy
formulation ini sangat penting untuk dilaksanakan
karena adanya keterbatasan yang dihadapi suatu organisasi misalnya keterbatasan
sumber dana dan kemampuan, jika dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang
diinginkan. Sehingga perlu disusun strategi yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan organisasi.
Tujuan
utama kegiatan formulasi strategi adalah pembuatan tujuan yang rasional.
Rasionalitas ini dalam perkembangan lingkungan di mana organisasi tersebut
berada. Perkembangan lingkungan ini menuntut organisasi agar selalu melakukan
perubahan ke arah perbaikan untuk mempertahankan eksistensinya.
2.
Implementasi
Strategi (Strategy Implementation)
Tujuan
utama strategy implementatioan adalah rasionalitas tujuan dan
sumberdaya. Pada dasarnya strategi implementasi adalah tindakan
mengimple-mentasikan strategi yang telah kita susun ke dalam berbagai alokasi
sumberdaya secara optimal. Dengan kata lain dalam membuat strategi impementasi
kita menggunakan informasi strategy formulation untuk membantu dalam
pembentukan tujuan-tujuan kinerja, alokasi dan prioritas sumberdaya.
Pengenalan
dan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal dalam strategy
formulation harus dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan kekuatan (strengths),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan kendala (threats)
dan diharapkan mampu membuahkan rumusan tujuan, alokasi sumberdaya serta
pencapaian sasaran yang berguna bagi organisasi, dan dalam kurun waktu yang
ditentukan. Kesemuanya ini dituangkan tujuan, sasaran dan strategi untuk
mencapai tujuan dan sasaran (action plan).
3.
Evaluasi
Strategi (Strategy Evaluation)
Fokus
utama dalam strategy evaluation adalah pengukuran kinerja dan penciptaan
mekanisme umpan balik yang efektif. Pengukuran kinerja merupakan tahap yang
penting untuk melihat dan mengevaluasi capaian atau hsil pekerjaan yang telah
dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan yang menjadi sasaran pekerjaan
tersebut.
Tahap
selanjutnya setelah pengukuran kinerja adalah analisis dan evaluasi kinerja
yang bertujuan untuk mengetahui progress realisasi kinerja yang
dihasilkan, maupun kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai sasaran
kinerja.
Aspek
terakhir dari dari strategy evaluation adalah pelaporan. Pelaporan
adalah penyampaian perkembangan dan hasil usaha (kinerja), baik secara lisan
atau tulisan maupun dengan komputer (kamus istilah manajemen). Dalam konteks
publik pelaporan ini meliputi pelaporan pencapaian hasil kinerja pemerintah
pada level yang lebih atas, pihak lain (internal dan eksternal), legislatif dan
juga publik sebagai wujud dan akuntabilitas pubik.[5]
Ada beberapa hal, terutama sekali yang harus diingat
dalam perumusan strategi. Pertama dan yang paling penting adalh bahwa strategi
adalah mengenai bagaimana mencapai sebuah hasil akhir. Kedua, untuk mencapai
hasil ini, di butuhkan sejumlah kondisi atau situasi, dan “hasil akhir”
merupakan salah satu situasi strategi. Hal yang terakhir adalah “intervensi”
atau tindakan, dibutuhkan untuk membuat kemajuan dalam pencapaian hasil.
Fungsi strategi adalah untuk memberikan hasil. Hasil
adalah satu dari “Lima Situasi”, yang menjadi nyata karena “Empat Intervensi” :
- “Kondisi Awal” adalah “Data” dan “Informasi”.
- Dengan intervesi “Analisis”, data dan informasi diubah menjadi “Pengetahuan”.
- Dengan intervensi pengalaman, “Pengetahuan” diubah menjadi “Wawasan”.
- Dengan intervensi “Kebijaksanaan”, “Wawasan” diubah menjadi “Pandangan ke Depan”.
- Dengan intervensi “Strategi” dan “Tindakan”, “Pandangan ke Depan” diubah menjadi “Hasil”.[6]
[1] Akdon, Strategic
Management For Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 2-3
[2]
Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen
Strategi, (Bandung : Rekayasa Sains, 2005), hlm.17
[3] Akdon, Op.Cit.,
hlm. 5-8
[4] Ketan J. Patel, The Master Strategist Kekuasaan, Tujuan, dan Prinsip, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 87-88
[5] Akdon, Op.Cit., hlm. 79-86
[6] Ketan J. Patel, Op.Cit., hlm. 98-99
Komentar
Posting Komentar